Kolaborasi Lintas Sektor, Sukses Turunkan Kasus Stunting di Tangsel

Kolaborasi Lintas Sektor, Sukses Turunkan Kasus Stunting di Tangsel
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, dr. Allin Hendalin dalam acara Gerakan Cegah Stunting, yang digelar di Aksi Begisih di Tangsel, Selasa (22/5/2023). (Foto: Dok. Humas Pemkot Tangsel)
Kolaborasi Lintas Sektor, Sukses Turunkan Kasus Stunting di Tangsel
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, dr. Allin Hendalin dalam acara Gerakan Cegah Stunting, yang digelar di Aksi Begisih di Tangsel, Selasa (22/5/2023). (Foto: Dok. Humas Pemkot Tangsel)

Reporter: Rilis/Adv | Editor: ridwanshaleh

TitikKataPariwara - Target menurunkan angka stunting  menjadi 7 persen di tahun 2023 yang dicanangkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), tampak bukan isapan jempol belaka, ini terbukti dari hasil survei yang dilakukan oleh ahli gizi di awal 2023, bahwa dari 113 ribu balita di Kota Tangsel, hanya 1 persen yang mengalami ganguan pertumbuhan lantaran gizi buruk, stunting.

"Melihat data yang ada berdasarkan elektronik pencatatan dan pelaporan gizi masyarakat yang didapatkan oleh teman-teman ahli gizi di lapangan, dari 133 ribu balita yang ada di Tangsel yang tercatat sebagai balita pendek dan sangat pendek yang dikategorikan sebagai stunting saat ini hanya 1 persen. Ini berarti dari kasus Stunting di tahun 2021 sebesar 19,9 persen turun menjadi 9 persen di tahun 2022, dan kembali turun di tahun 2023 menjadi 7 persen,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, dr. Allin Hendalin kepada Titikkata, Senin (22/5/2023).

Capaian tersebut menurut Allin berkat kolaborasi lintas sektor dan berbagai upaya program yang dijalankan.

"Penyebab stunting adalah kekurangan gizi kronis dengan jangka waktu yang lama, yang terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada awal setelah anak lahir. Poin terpenting dalam melakukan pencegahan stunting dimulai 1.000 hari pertama kehidupan dari mulai ibu hamil sampai anak berusia dua tahun. Untuk itu, penanganan stunting kami lakukan dari 1000 hari pertama kehidupan, di antaranya dengan melakukan pendampingan keluarga yang beresiko stunting, pelaksanaan kelas ibu hamil, pelaksanaan kelas ibu balita, pembentukan pos gizi di 54 kelurahan, pelacakan dan konfirmasi masalah gizi, refreshing kader posyandu pelaksanaan pengukuran antropometri balita dan PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak)," papar Allin.

Selain itu, kata Allin, ada yang tidak boleh kita lupakan yakni dengan mengoptimalkan gizi para remaja. Karena ini merupakan aset dan investasi yang penting untuk menurunkan angka stunting, dan bisa menurunkan angka kematian ibu dan anak.

"Untuk itu kami juga telah mencanangkan program rutin pemberian Tablet Tambah Darah pada remaja putri dan pelaksanaan gerakan cegah stunting dan gerakan aksi bergizi di sekolah-sekolah, serta pembentukan kader Doremifasolasido (duta remaja anti anemia fahami sobat langkah awal sehat dari diri sendiri). Melalui program ini kami ingin mengoptimalkan gizi para remaja," tambah Allin.

"Program Doremifasolasido, saat ini diikuti 70 anak, 35 dari SMP dan 35 dari SMA. Diharapkan, dengan adanya Doremifasolasido siswa dapat mengajak teman-temannya untuk berperilaku sehat," tutur Allin.

"Kami Pemkot Kota Tangsel akan terus mengupayakan penurunan kasus stunting, hingga bisa bebas dari stunting, sehingga dapat mencapai Indonesia emas tahun 2045 dengan generasi sehat dan produktif," tutup Allin. (Advetorial)


Tonton Berita Menarik Lainnya Di Sini

Bagikan: