Produk Olahan PT Meraki Cipta Rasa Tembus Pasar Ekspor

Produk Olahan PT Meraki Cipta Rasa Tembus Pasar Ekspor
Direktur PT Meraki Cipta Rasa, Santi Hakim. (Foto: Dok. Istimewa/Ashri)

Reporter: Ashriati | Editor: ridwanshaleh

TitikKataPariwara - Cireng atau aci digoreng bukanlah camilan baru bagi masyarakat Indonesia. Tapi siapa sangka jika Aci atau tepung tapioka goreng bertekstur kenyal ini bisa menembus pasar ekspor.

Cireng merupakan produksi pertama dari PT Meraki Cipta Rasa. Camilan sederhana hasil inovasi pasangan suami istri Meliana dan Redi ini mengalami booming pada tahun 2009. Setiap hari 17000 piecis Cireng habis terjual. Namun penjualan menurun drastis saat pandemi covid 19.

"Awalnya Meraki hanya memproduksi Cireng. Setiap malam kami memproduksi 17.000 Cireng, lalu paginya diambil oleh distributor untuk dijual ke sekolah-sekolah. Pada saat pandemi tahun 2020 dimana semua sekolah ditutup, penjualan kami pun menurun drastis, tapi kami terus berpikir bagaimana untuk tetap bertahan. Akhirnya kami mencoba berinovasi dengan mengemasnya secara beku atau frozen. Kami berpikir bahwa saat orang bekerja dan belajar dari rumah, mereka tetap membutuhkan energi dari makanan praktis siap saji," tutur Santi Hakim, Direktur PT Meraki Cipta Rasa, saat dikunjungi titikkata di workshopnya yang berlokasi di Jalan Citanduy Pondok Cabe, Tangerang Selatan, pada Senin, (12/06/2023).

Merasa mendapat angin segar melalui penjualan beku, PT Meraki pun mulai bangkit kembali hingga akhirnya memutuskan untuk berkolaborasi dengan usaha sejenis, serta berinovasi untuk memproduksi makanan lainnya di antaranya sosis, abon ayam, somay, cilor, hingga aneka sambal.

"Hingga saat ini Meraki Cipta Rasa telah memproduksi 22 jenis makanan olahan yang dipoduksi secara bergantian setiap harinya, dengan omzet, rata-rata 30-35 juta per bulan," ujar Santi.

"Dari 22 produk kami masing-masing memiliki kelebihan, seperti produk sambal pucung, ini hanya kami yang memproduksinya. Sambal pucung ini adalah salah satu menu masakan tradisional Gabus Pucung nah yang di kami ini adalah hasil estraknya. Untuk produk cireng paling laku adalah cireng putih, sedangkan produk unggulan kami adalah sosis karena dibuat tanpa pengawet, tanpa pewarna maupun MSG. Sementara yang sudah merambah pasar ekspor adalah produk abon ayam dan sambal, dan yang tidak disangka adalah cireng yang juga sudah di ekspor ke Papua Newgini dan Timor Leste," papar Santi.

Untuk berproduksi PT Meraki Cipta Rasa dibantu oleh 7 orang kaum ibu yang tinggal di sekitar workshop.

"Produk kami dipasarkan secara offiline dan online. Untuk pemasaran online kami sudah ada di hampir semua marketplace, sementara untuk pemasaran offline produk kami bisa didapatkan di beberapa supermarket, seperti GS, Diamond dan retail market lainnya," jelas Santi.

Menurut Santi Meraki Cipta Rasa, diambil dari bahasa Yunani yang artinya mengerjakan sesuatu dengan sepenuh jiwa. Jadi Meraki Cipta Rasa artinya menciptakan rasa dengan sepenuh jiwa. Meraki membawahi 2 brand yakni Wizz yakni olahan ayam, dan Pondok Cabe yakni olahan tepung-tepung dan sambal tradisional.

"Kenapa Pondok Cabe? itu karena produksi kami di Pondok Cabe dan memang untuk brand Pondok Cabe ini adalah produksi makanan pedas, seperti cireng mercon dan aneka sambal," ucap Santi yang sudah memiliki label halal dan hak paten untuk hasil produksinya. (Ashri)


Tonton Berita Menarik Lainnya Di Sini

Bagikan: