Dari Musholla Kecil, Cahaya Iman Menyala

Dari Musholla Kecil, Cahaya Iman Menyala
Musholla Al-Hidayah di Jalan Selada I, Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan
Dari Musholla Kecil, Cahaya Iman Menyala
Musholla Al-Hidayah di Jalan Selada I, Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan

Reporter: Rilis/Adv | Editor: ridwanshaleh

TitikKataPariwara - Di sebuah gang kecil di Jalan Selada I, Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, berdiri sebuah musholla mungil yang tak pernah sepi dari lantunan doa. Namanya Musholla Al-Hidayah. Meski luasnya hanya 100 meter persegi, rumah ibadah ini menjadi pusat syiar Islam dan ruang kebersamaan bagi warga sekitar.

Musholla Al-Hidayah berdiri di atas tanah wakaf almarhum H. Muhtar Adung. Niat tulusnya menghadiahkan sebidang tanah demi kemaslahatan umat kini menjelma menjadi bangunan sederhana yang setiap hari dihidupkan dengan shalat berjamaah, pengajian, dan berbagai kegiatan keagamaan.

Pusat Kegiatan Warga

Musholla ini bukan hanya tempat shalat lima waktu, tetapi juga menjadi ruang belajar bagi jamaah dari berbagai usia. Hampir setiap hari, ada saja pengajian yang berlangsung. Senin pagi, misalnya, ibu-ibu berkumpul untuk membaca Yasin dan bersholawat. Selasa dan Kamis pagi, giliran pengajian tahsin Al-Qur’an bagi pemula bersama Ustadz Hafidz Anwar.

Setiap Rabu pagi, Ustadzah Kinkin Mulyati mengampu pengajian tahsin untuk tingkat menengah, sementara Sabtu ba’da Subuh musholla dipenuhi jamaah yang mengikuti kajian Tafsir Jalalain. Anak-anak dan remaja pun punya jadwal khusus setiap Minggu malam, di mana mereka belajar membaca Al-Qur’an dengan suasana hangat dan penuh canda.

“Musholla ini memang kecil, tapi di sinilah kami belajar, beribadah, dan saling menguatkan,” ujar Ustadzah Kinkin Mulyati.

Selain itu, ada pula pengajian fiqh bulanan untuk bapak-bapak dan ibu-ibu, serta kajian metode Tamyiz tingkat lanjut. Kehadiran ragam kegiatan ini membuat Musholla Al-Hidayah benar-benar hidup, bahkan lebih sibuk dari masjid besar sekalipun.

Merawat Kebersamaan

Hari-hari besar Islam juga dirayakan dengan penuh kebersamaan. Mulai dari shalat Idulfitri dan Iduladha, peringatan Maulid Nabi, doa bersama menyambut Tahun Baru Islam, hingga i’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Bagi warga, musholla ini bukan sekadar tempat beribadah, melainkan ruang silaturahmi. Di sinilah mereka bertemu, saling mendoakan, dan berbagi cerita kehidupan sehari-hari. “Setiap kali datang ke sini, rasanya seperti pulang ke rumah. Ada kehangatan dan kebersamaan yang sulit ditemukan di tempat lain,” tutur Sumiyati, jamaah rutin pengajian Yasin.

Semangat itu pula yang dijaga oleh para pengurus. Mereka bergantian membersihkan musholla, menjaga ketenangan, hingga menggalang sumbangan untuk perawatan. “Dari sini kami ingin menjaga warisan wakaf agar terus hidup. Musholla ini milik umat, untuk kemaslahatan bersama,” kata Buchori, salah satu pengurus.

Cahaya Iman yang Terus Menyala

Aktivitas yang tak henti-hentinya di Musholla Al-Hidayah sejalan dengan pesan Al-Qur’an. Dalam surat At-Taubah ayat 18, Allah berfirman bahwa masjid dan musholla hanya akan benar-benar hidup bila dimakmurkan oleh orang-orang beriman yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya takut kepada-Nya.

Dari gang kecil di Pamulang, pesan itu diwujudkan warga dalam keseharian. Mereka menjaga musholla bukan semata sebagai bangunan, melainkan sebagai cahaya iman yang menuntun kehidupan bersama.

Kini, Musholla Al-Hidayah telah tumbuh menjadi oase spiritual di tengah permukiman padat. Sederhana wujudnya, tapi besar perannya. Dari tempat inilah, iman dipupuk, ilmu ditumbuhkan, dan persaudaraan dijaga agar tetap erat di hati jamaahnya. (Advetorial)

#MushollaAlHidayah #PamulangMengaji #MushollaKecilSemangatBesar #TanahWakafPenuhBerkah #WargaTangselBerkah


Tonton Berita Menarik Lainnya Di Sini

Bagikan: